Qur'anQ

zwani.com myspace graphic comments
Islam Graphic Comments plend2........................ U're tou kan kalo baca Al-Qur'an itu buanyak cekali mampa'tnya.Q disini cuman mou ngingetin doang kok betapa indahnya membaca Al-Qur'an,dicetiap kita cucah atau cedih kita cukup dengan membaca Al_Qur'an pasti hati kita tenaaang bangeeet. N jangan ca'at2 tertentu aja kita melakukannya, kalau bica dicetiap ada waktu luang N Q cm mou bocorin 1 dari 1001 mampa't yang dimilikin yaitu awet muda buat plend2Q yang g'mou cepet tua rajin2 dech baca Al_Qur'an "U're life is U're paradise"

Sabtu, 13 Agustus 2011

cepen "NATSUKASHI"


Nanaku Zalaiva, aku adalah siswi yang bersekolah di salah satu MAN ternama di Jawa Timur tepatnya di daerah Jombang. Kalimat “natsukashi” adalah kalimat yang mewakili perasaanku sekarang ini untuk kekasihku Rajef.
………………….
Semua berawal saat aku liburan semester II kelas 1. Aku berlibur ke rumah kakekku,karena bagiku untuk liburan ke Kalimantan dalam waktu hanya 1 minggu bukan hal yang mengasyikkan. Sesampainya di rumah kakek aku bertemu saudara sepupuku yang dulu jadi teman SD ku, namanya Cantika. Kebetulan saat itu Cantika ada acara MOS jadi dia mengajakku untuk ikut dengannya. Di sana aku bertemu teman-teman yang lain. Mereka semua gak percaya kalau aku ada bersama mereka saat itu,karena sudah hampir sekitar 4 tahun aku tidak memberi kabar. Aku bertemu Reivan salah satu teman yang sangat aku rindukan. Reivan tetap seperti yang dulu, gokil abis. Aku berbincang-bincang dengan reivan, tapi ditengah perbincanganku bersama reivan tiba-tiba ada 2 orang cowok menghampiriku. Mereka menyapaku, tapi aku tidak mengenal mereka. Salah satu dari mereka mengatakan padaku bahwa mereka juga teman SD ku dulu. Aku berusaha mengingat mereka tapi gagal. Setelah berbasa-basi sebentar mereka meninggalkan aku dan Reivan. Saat aku bertanya pada reivan, dia mengiyakan kalau 2 cowok tadi juga temanku. Dan nama mereka adalah Rajef dan Arga. Setelah beberapa hari aku baru ingat kalau aku pernah punya teman yang bernama Rajef dan Arga. Sehari sebelum aku kembali ke Jombang, aku menyempatkan diri untuk berpamitan kepada teman-teman dan sekaligus meminta maaf pada Rajef dan Arga atas sikapku tempo hari.
......................
Hampir 2 tahun setelah pertemuanku dengan teman-teman. Aku belum pernah bertemu mereka lagi. Liburan Idul Adha aku berencana untuk liburan ke remah kakek lagi. Tidak seperti liburan kemarin, aku jarang keluar dan hanya bertemu beberapa teman saja. Setelah 2 hari aku di rumah kakek, ternyata ada nomor baru yang masuk ke hpku. Aku pikir itu hanya orang iseng, tapi nomor itu selalu menelpon. Lama kelamaan aku juga jengah dan akhirnya aku angkat. Ternyata pemilik nomor itu adalah Rajef. Kami berincang-bincang cukup lama. Akhirnya Rajef mengajakku untuk bertemu karena ada sesuatu yang ingin dia bicarakan. Keesokan harinya aku bertemu dengan Rajef, dia memintaku untuk ikut dengannya. Kupikir dia mengajakku untuk bertemu dengan ceweknya. Karena saat ditelpon kemarin  Rajef berjanji akan mempertemukanku dengan ceweknya. Ketika sampai di tempat yang Rajef maksud. Di sana gak ada orang, yang ada hanya aku dan Rajef. Aku bertanya pada Rajef dimana ceweknya. Rajef malah berkata “kamu benar-benar ingin tahu siapa cewekku?” aku mengangguk “cewekku adalah orang yang sekarang ini ada di depanku” aku kaget “hallo…… kamu gak lagi ngelindurkan?” Rajef malah tertawa “kalau aku sekarang ngelindur mana mungkin aku bisa bawa kamu kesini” sambil tersenyum “okey,,,,,, kalau gitu dimana dia sekarang” Rajef menatapku “aku kan udah bilang tadi, walaupun masih belum resmi sih hehehe…..dan sekarang……” Rajef diam beberapa saat dan ….“maukah kamu menjadi pelita untuk jalanku yang gelap? Maukah kamu menjadi bunga terindah dalam taman hatiku? Dan maukah kamu menjadi putri di kerajaan hatiku?” aku diam beberapa saat “jef…… kalau boleh jujur aku gak percaya” Rajef kaget dan dia bertanya. Aku menjelaskan pada Rajef kalau kami baru bertemu beberapa kali, dan gak mungkin dalam waktu sesingkat itu dia bisa saying sama aku. Sebelum Rajef ngejelasin semuanya dia memintaku untuk duduk disampingnya di atas pasir pantai dan menghadap laut. Setelah itu Rajef mulai bercerita kalau sebenarnya dia memilki rasa itu sejak kelas 5 SD. Tapi saat itu Rajef lebih memilih menyimpan perasaannya, karena dia gak mau pertemanan kami rusak Rajef meminta pada Reivan untuk menjagaku, jadi Rajef memperhatikanku melalui Reivan. Itu semua berlangsung sampai kelulusan. Rajef gak ngerti kalau sehari setelah kelulusan aku balik ke Kalimantan. Setelah Rajef tahu dia merasa menyesal karena belum sempat mengutarakan perasaannya padaku. Saat itu Rajef gak ngerti harus berbuat apa. Rajef malah memilih untuk menungguku. Selama SMP Rajef menungguku tapi tak ada tanda-tanda apabila penantiannya akan berakhir. Ketika kelas 1 SMA Rajef berusaha melupakanku dengan cara jadian sama teman sekelasnya. Tapi ternyata Rajef salah memilih cewek, yang akhirnya ia memilih diam atas perasaan yang tak menentu itu. Rajef merasa memiliki harapan ketika liburan semester II kelas 1. Semenjak itu Rajef berusaha untuk berkomunikasi denganku. Rajef sempat down saat tahu kalau aku telah melupakannya dan aku malah lebih mengingat Reivan. Tapi hal itu tak mengurungkan tekad kuatnya untuk mengutarakan perasaannya padaku.
……………………….
Saat itu aku gak langsung menjawab iya atau gak. Aku meminta Rajef untuk menunggu lagi. Setelah 3 hari aku baru menghubungi Rajef. Aku memintanya untuk menemuiku di tempat yang tempo hari. Aku beri tahu semua kekuranganku  agar Rajef mau berpikir ulang, tapi itu tidak mengurungkan niatnya untuk memilikiku. Aku ceritakan semua kekurangan yang kemungkinan akan terjadi dalam hubungan kami. Jarak kami yang semakin jauh, Rajef pindah ke Tangerang dan setelah lulus nanti mungkin aku akan melanjutkan ke Kalimantan. Apabila nanti aku balik ke Jombang, Rajef  gak bisa menghubungiku sesuka hatinya. Jangankan telpon SMS pun gak mungkin, itu karena aku ada di asrama. Rajef bisa menghubungiku hanya saat liburan. Ternyata itu semua gak berpengaruh sedikitpun pada Rajef. Rajef gak mempermasalahkan hubungan yang long distance. Yang terpenting bagi Rajef adalah bisa menjadi orang yang memilki hak sepenuhnya untuk menyayangiku seutuhnya. Setelah semua itu aku mengalah dan menerima Rajef. Keesokan harinya aku langsung balik ke Jombang. Jadi bisa dibilang selama jadian aku dan Rajef bertatap muka hanya sekali dan itu saat pertama kali jadian.
…………………..
Sampai sekarang aku masih jalan sama Rajef. Aku dan Rajef berkomunikasi melalui jejaring internet. Terkadang aku bertengkar sama Rajef, tapi yang selalu meminta maaf duluan adalah Rajef meskipun sebenarnya aku yang salah. Sifat Rajef yang selalu mengalah dan sangat pengertian membuatku semakin menyayanginya. Rajef mempunyai kebiasaan sejak pertama kali jadian, setiap harinya Rajef mengirimiku gambar-gambar berbentuk hati dan cinta yang dibarengi dengan puisi-puisi buatannya dipesan fbku. Walaupun Rajef tahu aku hanya bisa online 1 hari dalam seminggu, tapi dia tetap saja mengirimiku. Rajef adalah orang yang sekarang ini selalu membuat perasaanku gak karuan. Aku hanya ingin Rajef tahu kalau aku sangat menyayanginya. Aku bersyukur kepada tuhan karena telah memberiku malaikat penjaga hati seperti Rajef. Dan untuk mengakhiri ceritaku, aku hanya ingin mengatakan “NATSUKASHI” special for Rajef.

[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, 18 Desember 2010

ISTIMEWANYA SEORANG WANITA

Bismillah, khusus buat para wanita, semoga bermanfaat ^_^

Kaum feminis bilang susah jadi wanita, lihat saja peraturan dibawah ini :

1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung Dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
7. Talak terletak di tangan suami Dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid Dan nifas yang tak Ada pada lelaki.
Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA".
Pernahkah Kita lihat sebaliknya (kenyataannya) ?
1. Benda yang Mahal harganya akan dijaga Dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman Dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak Akan dibiar terserak bukan? Itulah bandingannya dengan seorang wanita.
2. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya?
3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya Dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, IA perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri Dan anak-anak.
4. Wanita perlu bersusah payah mengandung Dan melahirkan anak,tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat Dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, Dan tahukah jika ia mati karena melahirkan adalah syahid Dan surga menantinya.
5. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabk an terhadap! 4 wanita, yaitu : Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya Dan saudara lelakinya.
6. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu:sembahyang 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya Dan menjaga kehormatannya.
7. Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya, serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Masyaa Allah ! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita Ingat firman Nya, bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan segala upaya, sampai Kita ikut / tunduk kepada cara-cara / peraturan Buatan mereka. (emansipasi Ala western)

Yakinlah, bahwa sebagai Dzat yang Maha Pencipta, yang menciptakan Kita, maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia, sehingga segala Hukumnya / peraturannya, adalah YANG TERBAIK bagi manusia dibandingkan dengan segala peraturan / hukum buatan manusia.

Jagalah isterimu karena dia perhiasan, pakaian dan ladangmu, sebagaimana Rasulullah pernah mengajarkan agar Kita (kaum lelaki) Berbuat baik selalu (gently) terhadap isterimu.


Adalah sabda Rasulullah bahwa ketika kita memiliki dua atau lebih anak perempuan, mampu menjaga Dan mengantarkannya menjadi muslimah Yang baik, maka surga adalah jaminannya. (untuk anak laki2 berlaku kaidah yang berbeda).


Berbahagialah wahai para muslimah. Jangan risau hanya untuk apresiasi absurd Dan semu di dunia ini. Tunaikan Dan tegakkan kewajiban agamamu, niscaya surga menantimu.


Alhamdulillah ^_^

[+/-] Selengkapnya...

certa yank ngcih pelajaran tuk hidup

  tadi siang waktu q baru balik dari rumah temen q di sawangan, q balik dah lumayan agak sore coz ketiduran dirumah dia, seharian ini q lom balik kerumah dari pagi q di sawangan coz q males banget balik bonyok pasti marah-marah lagi mangkanya q putusin buat numpang tidur dirumah temen q.



[+/-] Selengkapnya...

Rabu, 09 Juni 2010

kalimantan tengah

 GAMBUT TROPIKA KALTENG MILIKI KEKAYAAN HAYATI UNIK
           Palangkaraya,22/8 (ANTARA)- Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) boleh berbangga memiliki hamparan luas lahan gambut tropika yang ternyata di lahan semacam ini memiliki kekayaan hayati dan non hayati melimpah.
          Seperti penuturan seorang peneliti senior, Universitas Palangkaraya (Unpar) Kalteng, Prof DR H. Ciptadi, MS di Palangkaraya, Sabtu, lahan gambut tropika memiliki keunikan dan kelebihan tersendiri dibandingkan lahan lainnya.
         Kekayaan hayati di lahan gambut tropika Kalteng dibuktikan dengan “biodiversitas” (keanekaragaman hayati) yang sangat besar, kata Doktor (S3) Kimia Biomolekul di ENSCM Universitas Montpellier II-Perancis, lulus tahun 2003 ini.
        H.Ciptadi yang dikenal sebagai Ketua Lembaga Penelitian Unpar ini menyebutkan di Taman Nasional (TN) Tanjung Puting, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dan Sungai Sebangau terdapat sedikitnya 310 spesies tanaman.
         Disana juga terdapat fitoplankton yang hanya hidup dan berada di kawasan ekosistem air hitam (black water ecosystem).
         “Sumber Daya Alam (SDA) Kalteng melimpah ruah, kekayaan ini harus kita jaga dan hendaknya dikelola dengan baik,” katanya.
         Jenis-jenis tumbuhan dari berbagai ekotipe hutan tropis Kalteng hendaknya didata secara lengkap, seperti penyebaran, penggunaan tradisional, kandungan kimia dan aktivitas biologisnya.
         Disamping itu, kata guru besar bidang biokimia/kimia organik Unpar ini, dirasa perlu kaderisasi peneliti untuk bisa melanjutkan estafet penggalian dan pengembangan biota Kalteng, khususnya yang terkait dengan  aktivitas biologis yang dimiliki tumbuhan tersebut.
         Ditambahkannya, kekayaan hayati ini sebagian besar belum digali dan dikaji hingga tak bisa dimanfaatkan maksimal.
         Dalam rangka pencarian dan pemanfaatan senyawa kimia yang terkandung dalam sumberdaya hayati tersebut diperlukan penelitian yang terencana dan berkelanjutan.
         Para ilmuan  dari berbagai lembaga riset dan perusahaan obat besar dunia berusaha  menemukan senyawa baru dari hutan tropis termasuk hutan gambut tropika Kalteng, terutama untuk mengobati penderita kanker atau HIV, karena hutan tropika ini menyimpan senyawa organik terbesar di dunia, katanya.
obat obat-obatan dari tanaman khas Kalteng
SELUANG BELUM KALTENG DAN MITOS KEPERKASAAN LELAKI
Oleh Hasan Zainuddin
      “Ingin disayang isteri, ingin disayang isteri, coba minum air rendaman akar ini” kata seorang penjual obat-obatan tradisional khas Suku Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng).
       Dengan suara lantang, seorang pemuda berkuncir ini selalu mempromosikan kepada siapa saja yang berada di depan masuk kantor Pos Besar Kota Palangkara, karena pemuda ini setiap hari menggelar dagangannya di lokasi tersebut.
       Dibantu oleh seorang ibu, pedagang obat-obatan tradisional ini menggelar dagangan dengan cara mencolok persis di sisi masuk kantor Pos Besar itu.
      “Bapak ingin sembuh dari penyakit liver minum air seduhan akar kuning ini, bapak ingin sembuh penyakit kanker minum air rebusan sarang semut. Tetapi kalau bapak ingin disayang isteri ambilah akar seluang belum,” kata si pemuda seraya mengambil sepotong akar kayu sambil mengangkatnya ke atas kepala.
       Beberapa pengunjung kantor Pos Besar tertarik dengan promosi penjual obat-obatan tradisional tersebut, salah seorang bapak menanyakan harga akar saluang belum tersebut dijawab oleh pedagang Rp50 ribu per potong.
      “Ini terlalu mahal, biasanya saya beli hanya 20 ribu,” kata Bapak tersebut. Setelah tawar menawar akhirnya satu potong akar kayu saluang belum itu dijual juga Rp20.000,.
       Bapak tersebut ternyata bernama Darung, menceritakan mengenai khasiat akar tersebut yang menurutnya memang berkhasiat.
       Darung warga asli Suku Dayak yang kini tinggal di Kota Palangkaraya, sebelumnya ia warga pedalaman yang sudah terbiasa mengonsumsi air rendaman akar saluang belum.
      “Saya memang sudah sering minum air rebusan ini, selain meningkatkan gairah seks, air ini juga menguatkan pinggang, melancarkan air kencing, sekaligus badan rasanya enak setelah meminumnya,” kata Darung.
       Berdasarkan catatan, saluang belum (Lavanga sarmentosa (Blume kurz) memang satu jenis tanaman yang terdapat di hutan Kalteng yang sudah lama memunculkan mitos sebagai obat kuat lelaki, lantaran terbukti mengandung bahan yang mampu meningkatkan keperkasaan kaum lelaki tersebut.
      Adanya senyawa di dalam tumbuhan saluang belum mampu meningkatkan vitalitas kaum lelaki setelah dilakukan penelitian seksama, kata Ketua Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya (Unpar), Kalteng, Prof. DR H.Ciptadi, Kamis (20/8).
      Ia menjelaskan, tumbuhan ini memang sejak lama dimanfaatkan warga Kalteng sebagai obat tradisional, yaitu untuk menyembuhkan sakit pinggang, sakit ginjal, dan sebagai menambah vitalitas.
      Caranya hanya mengkonsumsi air rebusan dari akar tumbuhan saluang belum tersebut, tutur Doktor (S3) Kimia Biomolekul di ENSCM Universitas Montpellier II-Perancis, lulus tahun 2003 ini.
       Melihat kenyataan itu, maka pihak Lembaga Penelitian Unpar mencoba melakukan penelitian terhadap tanaman yang cukup dikenal di wilayah Kalteng tersebut.
       Tahap awal penelitian dilakukan isolasi, identifikasi dari akar tumbuhan saluang belum dengan ekstraksi menggunakan pelarut kloroform dan etanol yang dapat memisahkan komponen-komponen senyawa metabolit sekunder.
      Selanjutnya dilakukan kromatografi lapis tipis untuk mengetahui jumlah komponen senyawa yang ada pada kedua ekstrak tersebut, kemudian dilakukan pemurnian dengan kromatografi kolom.
       Tahap berikutnya dilakukan uji bioktivitas dengan brine shrimp, dan untuk senyawa yang aktif akan dilakukan penelitian tahap berikutnya yaitu uji pra klinik dengan spektroskopi IR, UV,MS, 13 C-NMR dan 1 H-NMR, tuturnya.
       Berdasarkan uji fitokimia kandungan metabolit sekunder untuk kedua ekstrak tersebut adalah positif untuk steroid dan flavonoid, dan dari analisis brine shrimp dari kedua ekstrak tersebut menunjukkan senyawa aktif dengan Lc 50 < 100 g/ml.
       Penelitian ini masih terus dilanjutkan untuk membuat formula yang tepat dan kemungkinan ditambahkannya tumbuhan yang lain, yang dapat mendukung khasiatnya.
       Menurut dosen Senior Unpar yang juga lulus Magister (S2) Biokimia di Institut Teknologi Bandung tahun 1991 ini, pemanfaatan tradisional terhadap kandungan senyawa tersebut cukup dengan merebut akar salung belum setiap hari cukup segelas air rebusan.
       Tidak boleh meminumnya secara berlebihan, sebab kalau berlebihan bisa membahayakan kesehatan pula, tutur dosen kelahiran Sukoharjo (Solo), 13 Janujari 1960 itu.
       Hasil-hasil penelitian yang dilakukannya itu berusaha dipatenkan, agar tidak diakui pihak lain.
       Pusat Penelitian Unpar segera mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) atau paten, beberapa jenis obat hasil penelitian, agar dapat dilindungi oleh undang-undang.
        Menurutnya beberapa obat tradisional yang berasal dari tumbuhan Kalteng di antaranya salung belum telah menjalani proses penelitian, sehingga dapat dipastikan kegunaannya, dan dapat dilaporkan.
      

tumbang nusa
Jembatan Tumbang Nusa, Kalteng merupakan jembatan menyeberangi rawa terpanjang di tanah air, 7 kilometer, saingannya hanya ada di India sepanjang 17 kilometer.
Pembangunan jalan layang ini dimulai sejak tahun 2000 telah selesai pengerjaannya pada 14 Juni 2006.
Jalan layang Tumbang Nusa dibangun sebagai solusi atas permasalahan transportasi darat yang terjadi di daerah tersebut yang sering banjir dan rawan kemacetan. Hal ini disebabkan pada segmen antara Km 35 – Km 42 di ruas jalan penghubung utama antara Provinsi Kalimantan Tengah (Palangkaraya) dan Kalimantan Selatan (banjarmasin) ini berada pada dataran rendah dan daerah rawa di antara Sungai Kahayan, Sungai Sebangau dan Sungai Kapuas.
Apabila sungai-sungai ini meluap, segmen ini dipastikan tergenang banjir dan terendam air sedalam 1 – 1,5 m dengan lama genangan 15 – 30 hari, dengan frekuensi 3 – 4 kali setiap tahun.
Jalan layang ini menggunakan desain konstruksi Piled Slab dengan metode End Bearing  dengan menggunakan tiang pancang hingga mencapai tanah keras. Desain dan metode tersebut digunakan karena lokasi pembangunan jalan berada pada deposit tanah gambut yang ketebalan 3 – 11 m.  Dengan tanah dasar seperti ini, dapat mengakibatkan penurunan badan jalan yang cukup besar.
Selama proses pengerjaan jalan Layang Tumbang Nusa telah terjadi 3 kali banjir, sehingga mengganggu aktivitas pembangunan. Total biaya yang dipergunakan  untuk membangun jalan layang ini mencapai Rp 147 milyar, yang bersumber dari dana APBN Rp 139 milyar dan APBD Rp 8 milyar.
Setelah jembatan ini selesai maka ada penghematan waktu tempuh dari Palangkaraya ke Banjarmasin dan sebaliknya, dari 8 jam menjadi 4 jam.
kalong
kalong1RATUSAN EKOR KELALAWAR BESAR DIPERJUALBELIKAN UNTUK KONSUMSI
Palangka Raya,14/5 (ANTARA)- Ratusan ekor kelalawar besar atau yang disebut masyarakat dengan kaluang (kalung) diperjual belikan untuk konsumsi oleh sebagian warga Kota Palangka Raya, ibukota Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Penjualan hewan terbang malam hari tersebut terlihat dipersimpangan Jalan Willem A.Samat, mudah terlihat oleh penumpang kendaraan bermotor, demikian di laporkan dari Kota Palangka Raya, Kamis.
Terdapat beberapa orang penjual hewan tersebut, salah seorang diantara bernama Misdan, Pemuda Suku Dayak yang mengaku profesi menjual hewan tersebut sudah cukup lama.
Menurut Misdan, ia menjual ratusan ekor kalung perhari tersebut setelah diperolehnya kalung itu dari hutan kawasan Bukit Tangkiling yang relatif tak terlalu jauh jaraknya dari Kota Palangka Raya.
“Hari ini saja saya sudah jual 115 ekor, belum lagi pedagang yang lain, membuktikan daging hewan ini cukup diminati,” kata Misdan seraya memperlihatkan seekor kalung ukuran besar.
Menurut Misdan, daging kalung bagi penduduk Kalteng merupakan makanan yang sedap, lebih sedap ketimbang daging burung atau bebek.
Daging kalung bewarna merah itu, boleh dibuat menu apa saja, boleh dibuat makanan kare, dibuat gorengan, atau dibakar begitu saja, sama saja sedapnya.
Diminatinya daging kalung karena bukan hanya enak tetapi oleh mereka yang menyukai daging ini ternyata berkhasiat obat, seperti obat asma, obat pedarahan, atau sangat baik bagi ibu yang baru melahirkan.
Kalau ibu baru melahirkan terkena penyakit yang dalam bahasa Dayak disebut “Maruyan” (badan panas dingin cukup mengkonsumi daging kalung, maka penyakit itu akan sembuh,” kata Misdan seraya dianggukkan pedagang kalung yang lain.
Misdan menjual satu ekor kalung dengan harga Rp30 ribu per ekor, bila ia berhasil menjual ratusan ekor maka akan mengantongi uang jutaan rupiah.
Pembeli ada yang membawanya begitu saja terhadap kalung yang dibeli dari Misdan ada pula pembeli yang minta bersihkan, yaitu dengan membuang perut, membuang kulit dan paruhnya sampai bersih dan gading hewan dipotong-potong hingga siap dimasak.
Menurutnya penangkapan kalung dimalam hari menggunakan jaring besar dan dilakukan beberapa orang.
Penangkapan hewan ini oleh penduduk setempat tidak masalah lantaran populasi hewan itu masih banyak dihutan, malah dianggap hewan penggangu tanaman buah-buahan.
“Banyak warga bersyukur penangkapan hewan ini, karena bila gerombolan hewan ini terjun ke pohon buah rambutan, langsat, atau buah apa saja maka dengan sekedap buah dipohon akan habis,” katanya.
kahayan
sungai Kahayan membelah Kota Palangka Raya
umbut rotan
Palangkaraya: Juhu Singkah adalah makanan khas masyarakat Dayak, Kalimantan Tengah, yang sangat lezat. Makanan ini bisa dijumpai di Kota Palangkaraya, Kalteng. Makanan yang terbuat dari umbut rotan ini lebih lezat bila dipadukan dengan ikan betok. Umbut rotan diperoleh warga dengan mencarinya di sekitar hutan tempat mereka tinggal.
Seperti dilakukan Aryani, warga setempat. Ia bersama saudaranya menyisir pinggiran hutan mencari batang rotan menggunakan sampan kecil. Bagi sebagian masyarakat Dayak, mencari singkah atau umbut rotan adalah pekerjaan sehari-hari. Dengan cekatan Aryani memotong dan membuang durinya. Di rumah, Aryani mengupas rotan muda ini untuk diambil umbutnya yang berwarna putih dan terasa lembut. Inilah yang akan dijadikan menu juhu singkah.(AIS)
sayur rotan
Palangka Raya – Tidak hanya dijadikan berbagai kerajinan, rotan ternyata bisa dimasak. Batang rotan muda dapat diolah menjadi masakan gulai. Enak juga dilalap dengan sambal. Rotan yang ditanam di hutan-hutan Palangka Raya, Kalimantan Tengah, ini dijual di pasar tradisional. Seikat rotan berisi 5 batang dijual seharga Rp 5.000. Batang rotan muda yang dikenal dengan nama Umbut Rotan ini dapat diolah menjadi masakan khas suku Dayak, Kalimantan Tengah, yang bercita rasa tinggi. Bisa digulai dengan campuran ikan, bisa disayur asam, dan dilalap. Tinggal pilih sesuai selera! Ada tips khusus untuk mengolahnya. Agar menghilangkan rasa pahit, rotan harus direbus dahulu sebelum diolah menjadi aneka masakan. “Enak rasanya kok, pahit sedikitlah. Saya suka gunakan untuk campuran gulai ikan Patin,” kata istri Bupati Gunung Mas Djudae Anom, Komalasari di kediamannya Kecamatan Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu 22 Agustus 2007. Sri, seorang warga Gunung Mas, mengaku kerap mengolah rotan untuk disayur asam. “Kalau saya suka rotan kuah bening. Bumbunya seperti sayur asam. Segar, apalagi pakai sambal. Enak juga dilalap dengan sambal loh. Rasanya sedikit pahit dari daun pepaya,” ujar Sri. Nah… jika tidak mau repot-repot memasak. Sayur rotan dapat dinikmati di rumah makan khas Dayak. Sayur rotan kuah kuning jadi menu andalan warung Samba milik H Bidong, Jalan RTA Milino nomor 15 Palangka Raya. Semangkok sayur rotan yang dicampur dengan talas ini plus sambal dijual seharga Rp 5.000. Namun jika campurannya ikan, harganya lebih mahal, berkisar Rp 20.000. Rasanya… hmmmm enaaak! Batang rotannya empuk mirip rebung (batang bambu). Rasa kuahnya mirip sayur lodeh. “Saya memasak 150 batang rotan per hari. Saya bumbu kuning dengan bawang merah, bawang putih, kunyit, kemiri, sereh dan laos. Nggak pakai santan. Kemirinya dibanyakin, kunyit dikit saja. Tambahkan terong asam. Siang hari sayur ini sudah habis,” kata juru masak membuka rahasianya. “Saya suka sekali sayur rotan. Lezat sih dan harganya pun sesuai kantong,” kata Hamid, pelanggan warung Samba. Nyaammm… (aan/sss/detik News)
enggang burung enggang
air hitam1
di Kalteng, banyak dijumpai ekosistem air hitam, seperti yang terlihat di foto ini
GAMBUT TROPIKA KALTENG MILIKI KEKAYAAN HAYATI UNIK
      Palangkaraya, 22/8 (ANTARA)- Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) boleh berbangga memiliki hamparan luas lahan gambut tropika yang memiliki kekayaan hayati dan non hayati melimpah.
      Lahan gambut tropika memiliki keunikan dan kelebihan tersendiri dibandingkan lahan lainnya, menurut seorang peneliti senior, Universitas Palangkaraya (Unpar) Kalteng, Prof DR H. Ciptadi, MS di Palangkaraya, Sabtu.
      Kekayaan hayati di lahan gambut tropika Kalteng dibuktikan dengan “biodiversity” (keanekaragaman hayati) yang sangat besar, kata Doktor (S3) Kimia Biomolekul di ENSCM Universitas Montpellier II-Perancis, lulus tahun 2003 ini.
      H. Ciptadi yang dikenal sebagai Ketua Lembaga Penelitian Unpar ini menyebutkan di Taman Nasional (TN) Tanjung Puting, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dan Sungai Sebangau terdapat sedikitnya 310 spesies tanaman.
      Disana juga terdapat fitoplankton yang hanya hidup dan berada di kawasan ekosistem air hitam (black water ecosystem).
      “Sumber Daya Alam (SDA) Kalteng melimpah ruah, kekayaan ini harus kita jaga dan hendaknya dikelola dengan baik,” katanya.
      Jenis-jenis tumbuhan dari berbagai ekotipe hutan tropis Kalteng hendaknya didata secara lengkap, seperti penyebaran, penggunaan tradisional, kandungan kimia dan aktivitas biologisnya.
      Disamping itu, kata guru besar bidang biokimia/kimia organik Unpar ini, dirasa perlu kaderisasi peneliti untuk bisa melanjutkan estafet penggalian dan pengembangan biota Kalteng, khususnya yang terkait dengan  aktivitas biologis yang dimiliki tumbuhan tersebut.
      Ditambahkannya, kekayaan hayati ini sebagian besar belum digali dan dikaji hingga tak bisa dimanfaatkan maksimal.
      Dalam rangka pencarian dan pemanfaatan senyawa kimia yang terkandung dalam sumberdaya hayati tersebut diperlukan penelitian yang terencana dan berkelanjutan.
      Para ilmuwan  dari berbagai lembaga riset dan perusahaan obat besar dunia berusaha  menemukan senyawa baru dari hutan tropis termasuk hutan gambut tropika di Kalteng, terutama untuk mengobati penderita kanker atau HIV, karena hutan tropika ini menyimpan senyawa organik terbesar di dunia, katanya.

[+/-] Selengkapnya...

tugas bahasa inggris


to hold this and to hold that
not afraid again
the maggot and dirt have death
stick on there and stick on here
not afraid again
the maggot and dirt have death
soklin lantai-soklin lantai
the maggot and dirt have death
not afraid again 

[+/-] Selengkapnya...

Jumat, 28 Mei 2010

para sastrawan indonesia

Prof Dr Sapardi Djoko Damono
          Dikenal sebagai salah seorang sastrawan yang memberi sumbangan besar kepada kebudayaan masyarakat modern di Indonesia. Salah satu sumbangan terbesar Guru Besar Fakultas Sastra UI ini adalah melanjutkan tradisi puisi lirik dan berupaya menghidupkan kembali sajak empat seuntai atau kwatrin yang sudah muncul di jaman para pujangga baru seperti Amir Hamzah dan Chairil Anwar.

Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah pada 20 Maret 1940 ini, mengaku tak pernah berencana menjadi penyair, karena dia berkenalan dengan puisi secara tidak disengaja. Sejak masih belia putra Sadyoko dan Sapariyah itu, sering membenamkan diri dalam tulisan-tulisannya. Bahkan, ia pernah menulis sebanyak delapan belas sajak hanya dalam satu malam. Kegemarannya pada sastra, sudah mulai tampak sejak ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Kemudian, ketika duduk di SMA, ia memilih jurusan sastra dan kemudian melanjutkan pendidikan di UGM, fakultas sastra.


RendraW.S. Rendra

Kepiawaian Si Burung Merak



Meski usianya hampir 70 tahun, kepak sayap si penyair berjuluk "Si Burung Merak" ini masih kuat dan tangkas. Suaranya masih lantang dan sangatlah mahir memainkan irama serta tempo. Kepiawaian pendiri Bengkel Teater, Yogyakarta, ini membacakan sajak serta melakonkan seseorang tokoh dalam dramanya membuatnya menjadi seorang bintang panggung yang dikenal oleh seluruh anak negeri hingga ke mancanegara.

WS Rendra mencurahkan sebagian besar hidupnya dalam dunia sastra dan teater. Menggubah sajak maupun membacakannya, menulis naskah drama sekaligus melakoninya sendiri, dikuasainya dengan sangat matang. {josquote}Sajak, puisi, maupun drama hasil karyanya sudah melegenda di kalangan pecinta seni sastra dan teater di dalam negeri, bahkan di luar negeri.{/josquote}
Menekuni dunia sastra baginya memang bukanlah sesuatu yang kebetulan namun sudah menjadi cita-cita dan niatnya sejak dini. Hal tersebut dibuktikan ketika ia bertekad masuk ke Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gajah Mada selepas menamatkan sekolahnya di SMA St.Josef, Solo. Setelah mendapat gelar Sarjana Muda, ia kemudian melanjutkan pendidikannya di American Academy of Dramatical Art, New York, USA.

Sejak kuliah di Universitas Gajah Mada tersebut, ia telah giat menulis cerpen dan essei di berbagai majalah seperti Mimbar Indonesia, Siasat, Kisah, Basis, Budaya Jaya. Di kemudian hari ia juga menulis puisi dan naskah drama. Sebelum berangkat ke Amerika, ia telah banyak menulis sajak maupun drama di antaranya, kumpulan sajak Balada Orang-orang Tercinta serta Empat Kumpulan Sajak yang sangat digemari pembaca pada jaman tersebut. Bahkan salah satu drama hasil karyanya yang berjudul Orang-orang di Tikungan Jalan (1954) berhasil mendapat penghargaan/hadiah dari Departemen P & K Yogyakarta.

Sekembalinya dari Amerika pada tahun 1967, pria tinggi besar berambut gondrong dengan suara khas ini mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta. Memimpin Bengkel Teater, menulis naskah, menyutradarai, dan memerankannya, dilakukannya dengan sangat baik.

{josquote}Karya-karyanya yang berbau protes pada masa aksi para mahasiswa sangat aktif di tahun 1978, membuat pria bernama lengkap Willibrordus Surendra Broto Rendra, ini pernah ditahan oleh pemerintah berkuasa saat itu{/josquote}. Demikian juga pementasannya, ketika itu tidak jarang dilarang dipentaskan. Seperti dramanya yang terkenal berjudul SEKDA dan Mastodon dan Burung Kondor dilarang untuk dipentaskan di Taman Ismail Marzuki.

Di samping karya berbau protes, dramawan kelahiran Solo, Nopember 1953, ini juga sering menulis karya sastra yang menyuarakan kehidupan kelas bawah seperti puisinya yang berjudul Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta dan puisi Pesan Pencopet Kepada Pacarnya.

Banyak lagi karya-karyanya yang sangat terkenal, seperti Blues untuk Bonnie, Pamphleten van een Dichter, State of Emergency, Sajak Seorang Tua tentang Bandung Lautan Api, Mencari Bapak. Bahkan di antara sajak-sajaknya ada yang sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris seperti Rendra: Ballads and Blues: Poems oleh Oxford University Press pada tahun 1974. Demikian juga naskah drama karyanya banyak yang telah dipentaskan, seperti Oedipus Rex, Kasidah Barzanji, Perang Troya Tidak Akan Meletus, dan lain sebagainya.

Sajaknya yang berjudul Mencari Bapak, pernah dibacakannya pada acara Peringatan Hari Ulang Tahun ke 118 Mahatma Gandhi pada tanggal 2 Oktober 1987, di depan para undangan The Gandhi Memorial International School Jakarta. Ketika itu penampilannya mendapat perhatian dan sambutan yang sangat hangat dari para undangan. Demikianlah salah satu contohnya ia secara langsung telah berjasa memperkenalkan sastra Indonesia ke mata dunia internasional.

Beberapa waktu lalu, ia turut serta dalam acara penutupan Festival Ampel Internasional 2004 yang berlangsung di halaman Masjid Al Akbar, Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 22 Juli 2004. Dalam acara itu, ia menyuguhkan dua puisi balada yang berkisah tentang penderitaan wanita di daerah konflik berjudul Jangan Takut Ibu dan kegalauan penyair terhadap sistem demokrasi dan pemerintahan Indonesia. Pada kesempatan tersebut, lelaki yang akrab dipanggil Willy ini didampingi pengusaha Setiawan Djody membacakan puisi berjudul Menang karya Susilo Bambang Yudhoyono.

Prestasinya di dunia sastra dan drama selama ini juga telah ditunjukkan lewat banyaknya penghargaan yang telah diterimanya, seperti Hadiah Puisi dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional pada tahun 1957, Anugerah Seni dari Departemen P & K pada tahun 1969, Hadiah Seni dari Akademi Jakarta pada tahun 1975, dan lain sebagainya.

Menyinggung mengenai teori harmoni berkeseniannya, ia mengatakan bahwa mise en scene tak lebih sebagai elemen lain yang tidak bisa berdiri sendiri, dalam arti ia masih terikat oleh kepentingan harmoni dalam pertemuannya dengan elemen-elemen lain. {josquote}Lebih jelasnya ia mengatakan, bahwa ia tidak memiliki kredo seni, yang ada adalah kredo kehidupan yaitu kredo yang berdasarkan filsafat keseniannya yang mengabdi kepada kebebasan, kejujuran dan harmoni.{/josquote}

Itulah Rendra, si bintang panggung yang selalu memukau para penontonnya setiap kali membaca sajaknya maupun melakoni dramanya.






Taufik IsmailLatar Belakang

Taufik Ismail (lahir 25 Juni 1935) ialah seorang sastrawan Indonesia.
Dilahirkan di Bukittinggi dan dibesarkan di Pekalongan, ia tumbuh dalam keluarga guru dan wartawan yang suka membaca. Ia telah bercita-cita menjadi sastrawan sejak masih SMA. Dengan pilihan sendiri, ia menjadi dokter hewan dan ahli peternakan karena ingin memiliki bisnis peternakan guna menafkahi cita-cita kesusastraannya. Ia tamat FKHP-UI Bogor pada 1963 tapi gagal punya usaha ternak yang dulu direncanakannya di sebuah pulau di Selat Malaka.


Kegiatan

Semasa kuliah aktif sebgai Ketua Senat Mahasiswa FKHP-UI (1960-1961) dan WaKa Dewan Mahasiswa UI (1961-1962).
Di Bogor pernah jadi guru di SKP Pamekar dan SMA Regina Pacis, juga mengajar di [[IPB]. Karena menandatangani Manifesto Kebudayaan, gagal melanjutkan studi manajemen peternakan di Florida (1964) dan dipecat sebagai dosen di Institut Pertanian Bogor. Ia menulis di berbagai media, jadi wartawan, salah seorang pendiri Horison (1966), ikut mendirikan DKJ dan jadi pimpinannya, Pj. Direktur TIM, Rektor LPKJ dan Manajer Hubungan Luar Unilever. Penerima beasiswa AFS International Scholarship, sejak1958 aktif di AFS Indonesia, pernah Ketua Yayasan Bina Antar Budaya, penyelenggara pertukaran pelajar antarbangsa yang selama 41 tahun (sejak 1957) telah mengirim 1700 siswa ke 15negara dan menerima 1600 siswa asing di sini. Taufiq terpilih menjadi anggota Board of Trustees AFSIS di New York, 1974-1976.
Pengkategoriannya sebagai penyair Angkatan 66 oleh Hans Bague Jassin merisaukannya, misalnya dia puas diri lantas proses penulisannya macet. Ia menulis buku kumpulan puisi, seperti Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, Tirani dan Benteng, Tirani, Benteng, [[[Buku Tamu Musim Perjuangan]], Sajak Ladang Jagung, Kenalkan, Saya Hewan, Puisi-puisi Langit, Prahara Budaya:Kilas Balik Ofensif Lekra/PKI dkk, Ketika Kata Ketika Warna, Seulawah-Antologi Sastra Aceh, dll.
Banyak puisinya dinyanyikan Himpunan Musik Bimbo, pimpinan ]]Samsudin Hardjakusumah]], atau sebaliknya ia menulis lirik buat mereka dalam kerja sama. Iapun menulis lirik buatChrisye, Yan Antono (dinyanyikan Ahmad Albar) dan Ucok Harahap. Menurutnya kerja sama semacam ini penting agar jangkauan publik puisi lebih luas.
Taufiq sering membaca puisi di depan umum. Di luar negeri, ia telah baca puisi di berbagai festival dan acara sastra di 24 kota Asia, Australia, Amerika, Eropa, dan Afrika sejak 1970. Baginya, puisi baru ‘memperoleh tubuh yang lengkap’ jika setelah ditulis, dibaca di depan orang. Pada April 1993 ia membaca puisi tentang Syekh Yusuf dan Tuan Guru, para pejuang yang dibuang VOC ke Afsel 3 abad sebelumnya, di 3 tempat di Cape Town (1993), saat apartheid baru dibongkar. Pada Agustus 1994 membaca puisi tentang Laksamana Cheng Ho di masjid kampung kelahiran penjelajah samudra legendaris itu di Yunan, [RRT]], yang dibacakan juga terjemahan Mandarinnya oleh Chan Maw Yoh.
Bosan dengan kecenderungan puisi Indonesia yang terlalu serius, di awal 1970-an menggarap humor dalam puisinya. Sentuhan humor terasa terutama dalam puisi berkabar atau narasinya. Mungkin dalam hal ini tiada teman baginya di Indonesia.




Penghargaan

Mendapat Anugerah Seni dari Pemerintah (1970), Cultural Visit Award Pemerintah Australia (1977), South East Asia Write Award dari Kerajaan Thailand (1994), Penulisan Karya Sastra dari Pusat Bahasa (1994). 2 kali ia menjadi penyair tamu di Universitas Iowa, AS (1971-1972 dan 1991-1992), lalu pengarang tamu di Dewan Bahasa dan Pustaka, Kualalumpur (1993).






Ali Akbar Navis

Haji Ali Akbar Navis adalah seorang sastrawan dan budayawan terkemuka di Indonesia yang lebih dikenal dengan nama A.A. Navis. Ia menjadikan menulis sebagai alat dalam kehidupannya. Salah satu novelnya yang terkenal adalah 'Robohnya Surau Kami'.

 

Sekilas A.A. Navis dan keluarga

Sang Pencemooh kelahiran Kampung Jawa, Padangpanjang, 17 November 1924,ini adalah salah seorang tokoh yang ceplas-ceplos, apa adanya. Kritik-kritik sosialnya mengalir apa adanya untuk membangunkan kesadaran setiap pribadi agar hidup lebih bermakna. Ia selalu mengatakan yang hitam itu hitam dan yang putih itu putih. Ia amat gelisah melihat negeri ini digerogoti para kopruptor. Pada suatu kesempatan ia mengatakan kendati menulis adalah alat utamanya dalam kehidupan tapi jika dikasih memilih ia akan pilih jadi penguasa untuk menangkapi para koruptor. Walaupun ia tahu risikonya, mungkin dalam tiga bulan, ia justeru akan duluan ditembak mati oleh para koruptor itu.
Dunia sastra Indonesia kehilangan salah seorang sastrawan besar. Ia meninggalkan satu orang isteri Aksari Yasin yang dinikahi tahun 1957 dan tujuh orang anak yakni Dini Akbari, Lusi Bebasari, Dedi Andika, Lenggogini, Gemala Ranti, Rinto Amanda, dan Rika Anggraini serta sejumlah 13 cucu. Ia dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tunggul Hitam, Padang.
Gemala Ranti, kepada Wartawan Tokoh Indonesia mengatakan sastrawan besar ini telah lama mengidap komplikasi jantung, asma dan diabetes. Dua hari sebelum meninggal dunia, ia masih meminta puterinya itu untuk membalas surat kepada Kongres Budaya Padang bahwa tidak bisa ikut Kongres di Bali pada Mei nanti. Serta minta dikirimkan surat balasan bersedia untuk mencetak cerpen terakhir kepada Balai Pustaka.
Sebelum dikebumikan sejumlah tokoh, budayawan, seniman, pejabat, akademis dan masyarakat umum, melayat ke rumah duka di Jalan Bengkuang Nomor 5, Padang. Di antaranya Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah A Syafii Maarif, Gubernur Sumbar Zainal Bakar, mantan Menteri Agama Tarmizi Taher, dan mantan Gubernur Sumbar Hasan Basri Durin serta penyair Rusli Marzuki Saria.
Nama pria Minang yang untuk terkenal tidak harus merantau secara fisik, ini menjulang dalam sastra Indonesia sejak cerpennya yang fenomenal Robohnya Surau Kami terpilih menjadi satu dari tiga cerpen terbaik majalah sastra Kisah tahun 1955. Sebuah cerpen yang dinilai sangat berani. Kisah yang menjungkirbalikkan logika awam tentang bagaimana seorang alim justru dimasukkan ke dalam neraka. Karena dengan kealimannya, orang itu melalaikan pekerjaan dunia sehingga tetap menjadi miskin.
Ia seorang seniman yang perspektif pemikirannya jauh ke depan. Karyanya Robohnya Surau Kami, juga mencerminkan perspektif pemikiran ini. Yang roboh itu bukan dalam pengertian fisik, tapi tata nilai. Hal yang terjadi saat ini di negeri ini. Ia memang sosok budayawan besar, kreatif, produktif, konsisten dan jujur pada dirinya sendiri.
Sepanjang hidupnya, ia telah melahirkan sejumlah karya monumental dalam lingkup kebudayaan dan kesenian. Ia bahkan telah menjadi guru bagi bamyak sastrawan. Ia seorang sastrawan intelektual yang telah banyak menyampaikan pemikiran-pemikiran di pentas nasional dan internasional. Ia banyak menulis berbagai hal. Walaupun karya sastralah yang paling banyak digelutinya. Karyanya sudah ratusan, mulai dari cerpen, novel, puisi, cerita anak-anak, sandiwara radio, esai mengenai masalah sosial budaya, hingga penulisan otobiografi dan biografi.

Buah karya

Ia yang mengaku mulai menulis sejak tahun 1950, namun hasil karyanya baru mendapat perhatian dari pimpinan media cetak sekitar 1955, itu telah menghasilkan sebanyak 65 karya sastra dalam berbagai bentuk. Ia telah menulis 22 buku, ditambah lima antologi bersama sastrawan lainnya dan delapan antologi luar negeri serta 106 makalah yang ditulisnya untuk berbagai kegiatan akademis di dalam maupun di luar negeri dan dihimpun dalam buku 'Yang Berjalan Sepanjang Jalan'. Novel terbarunya, Saraswati, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 2002.
Beberapa karyanya yang amat terkenal, selain Robohnya Surau Kami (1955) adalah Bianglala (1963), Hujan Panas (1964); Kemarau (1967), Saraswati, si Gadis dalam Sunyi, (1970), Dermaga dengan Empat Sekoci, (1975), Di Lintasan Mendung (1983), Dialektika Minangkabau (editor 1983), Alam Terkembang Jadi Guru (1984), Hujan Panas dan Kabut Musim (1990), Cerita Rakyat Sumbar (1994), dan Jodoh (1998).
Ia seorang penulis yang tak pernah merasa tua. Pada usia gaek ia masih saja menulis. Buku terakhirnya, berjudul "Jodoh", diterbitkan oleh Grasindo, Jakarta atas kerjasama Yayasan Adikarya Ikapi dan The Ford Foundation, sebagai kado ulang tahun pada saat usianya genap 75 tahun. Cerpenis gaek dari Padang, A.A. Navis pada 17 November lalu genap berusia 75 tahun. Jodoh berisi sepuluh buah cerpen yang ditulisnya sendiri, yakni "Jodoh" (cerpen pemenang pertama sayembara Kincir Emas Radio Nederland Wereldemroep 1975), "Cerita 3 Malam", "Kisah Seorang Hero", "Cina Buta", "Perebutan", "Kawin" (cerpen pemenang majalah Femina 1979), "Kisah Seorang Pengantin", "Maria", "Nora", dan "Ibu". Ada yang ditulis tahun 1990-an ada yang ditulis tahun 1950-an.
Padahal menulis bukanlah pekerjaan mudah, tapi memerlukan energi pemikiran serius dan santai. "Tidak semua gagasan dan ide dapat diimplementasikan dalam sebuah tulisan, dan bahkan terkadang memerlukan waktu 20 tahun untuk melahirkan sebuah tulisan. Kendati demikian, ada juga tulisan yang dapat diselesaikan dalam waktu sehari saja. Namun, semua itu harus dilaksanakan dengan tekun tanpa harus putus asa. Saya merasa tidak pernah tua dalam menulis segala sesuatu termasuk cerpen," katanya dalam suatu diskusi di Jakarta, dua tahun lalu.
Kiat menulis itu, menurutnya, adalah aktivitas menulis itu terus dilakukan, karena menulis itu sendiri harus dijadikan kebiasaan dan kebutuhan dalam kehidupan. Ia sendiri memang terus menulis, sepanjang hidup, sampai tua. Mengapa? "Soalnya, senjata saya hanya menulis," katanya. Baginya menulis adalah salah satu alat dalam kehidupannya. "Menulis itu alat, bukan pula alat pokok untuk mencetuskan ideologi saya. Jadi waktu ada mood menulis novel, menulis novel. Ada mood menulis cerpen, ya menulis cerpen," katanya seperti dikutip Kompas. Minggu, 7 Desember 1997.
Dalam setiap tulisan, menurutnya, permasalahan yang dijadikan topik pembahasan harus diketengahkan dengan bahasa menarik dan pemilihan kata selektif, sehingga pembaca tertarik untuk membacanya. Selain itu, persoalan yang tidak kalah pentingnya bagi seorang penulis adalah bahwa penulis dan pembaca memiliki pengetahuan yang tidak berbeda. Jadi pembaca atau calon pembaca yang menjadi sasaran penulis, bukan kelompok orang yang bodoh.

Pandangan-pandangan A.A. Navis

Ia juga menyinggung tentang karya sastra yang baik. Yang terpenting bagi seorang sastrawan, menurutnya, karyanya awet atau tidak? Ada karya yang bagus, tapi seperti kereta api; lewat saja. Itu banyak dan di mana-mana terjadi. Ia sendiri mengaku menulis dengan satu visi. Ia bukan mencari ketenaran.
Dalam konteks ini, ia amat merisaukan pendidikan nasional saat ini. Dari SD sampai perguruan tinggi orang hanya boleh menerima, tidak diajarkan orang mengemukakan pikiran. Anak-anak tidak diajarkan pandai menulis oleh karena menulis itu membuka pikiran. Anak-anak tidak diajarkan membaca karena membaca itu memberikan anak-anak perbandingan-perbandingan. Di perguruan tinggi orang tidak pandai membaca, orang tidak pandai menulis, jadi terjadi pembodohan terhadap generasi-generasi akibat dari kekuasaan.
Jadi, menurutnya, model pendidikan sastra atau mengarang di Indonesia sekarang merupakan strategi atau pembodohan, agar orang tidak kritis. Maka, ia berharap, strategi pembodohan ini harus dilawan, harus diperbaiki. "Tapi saya pikir itu kebodohan. Orang Indonesia tidak punya strategi. Strategi ekonomi Indonesia itu apa? Strategi politik orang Indonesia itu apa? Strategi pendidikan orang Indonesia itu apa? Strategi kebudayaan orang Indonesia itu apa? Mau dijadikan apa bangsa kita? Kita tidak punya strategi. Oleh karena itu kita ajak mereka supaya tidak bodoh lagi," katanya.
Maka, andai ia berkesempatan jadi menteri, ia akan memfungsikan sastra. "Sekarang sastra itu fungsinya apa?" tanyanya lirih. Pelajaran sastra adalah pelajaran orang berpikir kritis. Orang berpikir kritis dan orang memahami konsep-konsep hidup. Kita baca, karya mana saja yang baik, itu berarti menyuruh orang berpikir berbuat betul. Lalu karya-karya itu konsepnya yang jahat lawan yang buruk. Dalam karya sastra bisa terjadi yang jahat itu yang dimenangkan, tapi bukan artinya sastra memuja yang jahat. Banyak karya-karya sastra di Indonesia menceritakan hal-hal orang-orang munafik. Diajarkan itu ke anak-anak tentang orang munafik di tengah masyarakat kita yang banyak munafik. Anak-anak kan jadi tajam. Oleh karena itu pemerintah tampaknya tidak mengajarkan sastra supaya orang tidak melihat orang-orang yang munafik, umpamanya.
Hal ini tak terlepas dari mental korup para elit bangsa ini. Maka andai ia diberi pilihan alat kekuasaan, atau menulis dan berbicara, yang dia pilih adalah kekuasaan. Untuk apa? Untuk menyikat semua koruptor. Walaupun ia sadar bahwa mungkin justeru ia yang orang pertama kali ditembak. Sebab, "semua orang tidak suka ada orang yang menyikat koruptor," katanya seperti pesimis tentang kekuatan pena untuk memberantas korupsi.
Ia juga melihat Perkembangan sastra di Indonesia sedang macet.
Perihal orang Minang, dirinya sendiri, ia mengatakan keterlaluan kalau ada yang mengatakan orang Minang itu pelit. Yang benar, penuh perhitungan. Ia mengatakan sangat tak tepat mengatakan orang Minang itu licik. Yang benar galia (galir), ibarat pepatah "tahimpik nak di ateh, takuruang nak di lua" (terhimpit maunya di atas, terkurung maunya di luar). Itulah A.A. Navis "Sang Kepala Pencemooh".

Meninggal Dunia

Penulis 'Robohnya Surau Kami' dan menguasai berbagai kesenian seperti seni rupa dan musik, ini meninggal dunia dalam usia hampir 79 tahun, sekitar pukul 05.00, Sabtu 22 Maret 2003, di Rumah Sakit Yos Sudarso, Padang.

Karya tulis

  • Antologi Lengkap Cerpen A.A. Navis (2005)
  • Gerhana: novel (2004)
  • Bertanya Kerbau Pada Pedati: kumpulan cerpen (2002)
  • Cerita Rakyat dari Sumatra Barat 3 (2001)
  • Kabut Negeri si Dali: Kumpulan Cerpen (2001)
  • Dermaga Lima Sekoci (2000)
  • Jodoh: Kumpulan Cerpen (1999)
  • Yang Berjalan Sepanjang Jalan (1999)
  • Cerita Rakyat dari Sumatra Barat 2 (1998)
  • Filsafat dan Strategi Pendidikan M. Sjafei: Ruang Pendidik INS Kayutanam (1996)
  • Otobiografi A.A. Navis: Satiris dan Suara Kritis dari Daerah (1994)
  • Surat dan Kenangan Haji (1994)
  • Cerita Rakyat dari Sumatra Barat (1994)
  • Hujan Panas dan Kabut Musim: Kumpulan Cerita Pendek (1990)
  • Pasang Surut Pengusaha Pejuang: Otobiografi Hasjim Ning (1986)
  • Alam Terkembang Jadi Guru: Adat dan Kebudayaan Minangkabau (1984)
  • Di Lintasan Mendung (1983)
  • Dialektika Minangkabau (editor) (1983)
  • Dermaga dengan Empat Sekoci: Kumpulan Puisi (1975)
  • Saraswati: Si Gadis dalam Sunyi: sebuah novel (1970)
  • Kemarau (1967)
  • Bianglala: Kumpulan Cerita Pendek (1963)
  • Hudjan Panas (1963)
  • Robohnya Surau Kami (1955)









Pramoedya Ananta Toer (Blora, Jawa Tengah 2 Februari 1925 — Jakarta 30 April 2006) secara luas dianggap sebagai salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia. Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing.

 


Masa kecil

Pramoedya dilahirkan di Blora, di jantung Pulau Jawa, pada 1925 sebagai anak sulung dalam keluarganya. Ayahnya ialah guru dan ibunya ialah pedagang nasi. Sesungguhnya nama aslinya adalah Pramoedya Ananta Mastoer, sebagaimana yang tertulis dalam koleksi cerita pendek semi-otobiografinya yang berjudul Cerita Dari Blora. Karena nama keluarga Mastoer (nama ayahnya) dirasakan terlalu aristokratik, ia menghilangkan awalan Jawa "Mas" dari nama tersebut dan menggunakan "Toer" sebagai nama keluarganya. Pramoedya menempuh pendidikan pada Sekolah Kejuruan Radio di Surabaya, dan bekerja sebagai juru ketik untuk surat kabar Jepang di Jakarta selama pendudukan Jepang di Indonesia.

Pasca kemerdekaan Indonesia

Pramoedya semasa 
muda
Pramoedya semasa muda
Pada masa kemerdekaan Indonesia, ia mengikuti kelompok militer di Jawa dan seringkali ditempatkan di Jakarta di akhir perang kemerdekaan. Ia menulis cerpen dan buku sepanjang karir militernya dan dipenjara Belanda di Jakarta pada 1948 dan 1949. Pada 1950-an ia sanggup tinggal di Belanda sebagai bagian program pertukaran budaya, dan saat kembalinya ia menjadi anggota Lekra, organisasi sayap kiri di Indonesia. Gaya penulisannya berubah selama masa itu, sebagaimana yang ditunjukkan dalam karyanya Korupsi, fiksi kritik pada pamong praja yang jatuh di atas perangkap korupsi. Ini menciptakan friksi antara dia dan pemerintahan Soekarno.
Selama masa itu, ia mulai mempelajari penyiksaan terhadap Tionghoa Indonesia, dan pada saat yang sama mulai berhubungan erat dengan para penulis di Tiongkok. Khususnya, ia menerbitkan rangkaian surat-menyurat dengan penulis Tionghoa yang membicarakan sejarah Tionghoa di Indonesia, berjudul Hoakiau di Indonesia. Ia merupakan kritikus yang tak mengacuhkan pemerintahan Jawa-sentris pada keperluan dan keinginan dari daerah lain di Indonesia, dan secara terkenal mengusulkan bahwa pemerintahan mesti dipindahkan ke luar Jawa. Pada 1960-an ia ditahan pemerintahan Soeharto karena pandangan pro-Komunis Tiongkoknya. Bukunya dilarang dari peredaran, dan ia ditahan tanpa pengadilan di Nusakambangan di lepas pantai Jawa, dan akhirnya di pulau Buru di kawasan timur Indonesia.

Penahanan dan masa setelahnya

Selain pernah ditahan selama 3 tahun pada masa kolonial dan 1 tahun pada masa Orde Lama, selama masa Orde Baru Pramoedya merasakan 14 tahun ditahan sebagai tahanan politik tanpa proses pengadilan.
  • 13 Oktober 1965 - Juli 1969
  • Juli 1969 - 16 Agustus 1969 di Pulau Nusakambangan
  • Agustus 1969 - 12 November 1979 di Pulau Buru
  • November - 21 Desember 1979 di Magelang
Pramoedya bersama rekan-rekan saat sedang melakukan 
kerja paksa di 
pulau Buru
Pramoedya bersama rekan-rekan saat sedang melakukan kerja paksa di pulau Buru
Ia dilarang menulis selama masa penahanannya di Pulau Buru, namun tetap mengatur untuk menulis serial karya terkenalnya yang berjudul Bumi Manusia, serial 4 kronik novel semi-fiksi sejarah Indonesia. Tokoh utamanya Minke, bangsawan kecil Jawa, dicerminkan pada pengalaman RM Tirto Adisuryo seorang tokoh pergerakkan pada jaman kolonial yang mendirikan organisasi Sarekat Priyayi dan diakui oleh Pramoedya sebagai organisasi nasional pertama. Jilid pertamanya dibawakan secara oral pada para kawan sepenjaranya, dan sisanya diselundupkan ke luar negeri untuk dikoleksi pengarang Australia dan kemudian diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
Pramoedya dibebaskan dari tahanan pada 21 Desember 1979 dan mendapatkan surat pembebasan secara hukum tidak bersalah dan tidak terlibat G30S/PKI, tapi masih dikenakan tahanan rumah di Jakarta hingga 1992, serta tahanan kota dan tahanan negara hingga 1999, dan juga wajib lapor satu kali seminggu ke Kodim Jakarta Timur selama kurang lebih 2 tahun.
Selama masa itu ia menulis Gadis Pantai, novel semi-fiksi lainnya berdasarkan pengalaman neneknya sendiri. Ia juga menulis Nyanyi Sunyi Seorang Bisu (1995), otobiografi berdasarkan tulisan yang ditulisnya untuk putrinya namun tak diizinkan untuk dikirimkan, dan Arus Balik (1995).

Kontroversi

Ketika Pramoedya mendapatkan Ramon Magsaysay Award, 1995, diberitakan sebanyak 26 tokoh sastra Indonesia menulis surat 'protes' ke yayasan Ramon Magsaysay. Mereka tidak setuju, Pramoedya yang dituding sebagai "jubir sekaligus algojo Lekra paling galak, menghantam, menggasak, membantai dan mengganyang" di masa demokrasi terpimpin, tidak pantas diberikan hadiah dan menuntut pencabutan penghargaan yang dianugerahkan kepada Pramoedya.
Tetapi beberapa hari kemudian, Taufik Ismail sebagai pemrakarsa, meralat pemberitaan itu. Katanya, bukan menuntut 'pencabutan', tetapi mengingatkan 'siapa Pramoedya itu'. Katanya, banyak orang tidak mengetahui 'reputasi gelap' Pram dulu. Dan pemberian penghargaan Magsaysay dikatakan sebagai suatu kecerobohan. Tetapi di pihak lain, Mochtar Lubis malah mengancam mengembalikan hadiah Magsaysay yang dianugerahkan padanya di tahun 1958, jika Pram tetap akan dianugerahkan hadiah yang sama.
Lubis juga mengatakan, HB Jassin pun akan mengembalikan hadiah Magsaysay yang pernah diterimanya. Tetapi, ternyata dalam pemberitaan berikutnya, HB Jassin malah mengatakan yang lain sama sekali dari pernyataan Mochtar Lubis.
Dalam berbagai opini-opininya di media, para penandatangan petisi 26 ini merasa sebagai korban dari keadaan pra-1965. Dan mereka menuntut pertanggungan jawab Pram, untuk mengakui dan meminta maaf akan segala peran 'tidak terpuji' pada 'masa paling gelap bagi kreativitas' pada jaman Demokrasi Terpimpin. Pram, kata Mochtar Lubis, memimpin penindasan sesama seniman yang tak sepaham dengannya.
Sementara Pramoedya sendiri menilai segala tulisan dan pidatonya di masa pra-1965 itu tidak lebih dari 'golongan polemik biasa' yang boleh diikuti siapa saja. Dia menyangkal terlibat dalam pelbagai aksi yang 'kelewat jauh'. Dia juga merasa difitnah, ketika dituduh ikut membakar buku segala. Bahkan dia menyarankan agar perkaranya dibawa ke pengadilan saja jika memang materi cukup. Kalau tidak cukup, bawa ke forum terbuka, katanya, tetapi dengan ketentuan saya boleh menjawab dan membela diri, tambahnya.
Semenjak Orde Baru berkuasa, Pramoedya tidak pernah mendapat kebebasan menyuarakan suaranya sendiri, dan telah beberapa kali dirinya diserang dan dikeroyok secara terbuka di koran.
Tetapi dalam pemaparan pelukis Joko Pekik, yang juga pernah menjadi tahanan di Pulau Buru, ia menyebut Pramoedya sebagai 'juru-tulis'. Pekerjaan juru-tulis yang dimaksud oleh Joko Pekik adalah Pramoedya mendapat 'pekerjaan' dari petugas Pulau Buru sebagai tukang ketiknya mereka. Bahkan menurut Joko Pekik, nasib Pramoedya lebih baik dari umumnya tahanan yang ada. Statusnya sebagai tokoh seniman yang oleh media disebar-luaskan secara internasional, menjadikan dia hidup dengan fasilitas yang lumayan - apalagi kalau ada tamu dari 'luar' yang datang pasti Pramoedya akan menjadi 'bintangnya'.

Masa tua

Pramoedya telah menulis banyak kolom dan artikel pendek yang mengkritik pemerintahan Indonesia terkini. Ia menulis buku Perawan Remaja dalam Cengkraman Militer, dokumentasi yang ditulis dalam gaya menyedihkan para wanita Jawa yang dipaksa menjadi wanita penghibur selama masa pendudukan Jepang. Semuanya dibawa ke Pulau Buru di mana mereka mengalami kekerasan seksual, mengakhiri tinggal di sana daripada kembali ke Jawa. Pramoedya membuat perkenalannya saat ia sendiri merupakan tahanan politik di Pulau Buru selama masa 1970-an.
Banyak dari tulisannya menyentuh tema interaksi antarbudaya; antara Belanda, kerajaan Jawa, orang Jawa secara umum, dan Tionghoa. Banyak dari tulisannya juga semi-otobiografi, di mana ia menggambar pengalamannya sendiri. Ia terus aktif sebagai penulis dan kolumnis. Ia memperoleh Ramon Magsaysay Award untuk Jurnalisme, Sastra, dan Seni Komunikasi Kreatif 1995. Ia juga telah dipertimbangkan untuk Hadiah Nobel Sastra. Ia juga memenangkan Hadiah Budaya Asia Fukuoka XI 2000 dan pada 2004 Norwegian Authors' Union Award untuk sumbangannya pada sastra dunia. Ia menyelesaikan perjalanan ke Amerika Utara pada 1999 dan memperoleh penghargaan dari Universitas Michigan.
Sampai akhir hayatnya ia aktif menulis, walaupun kesehatannya telah menurun akibat usianya yang lanjut dan kegemarannya merokok. Pada 12 Januari 2006, ia dikabarkan telah dua minggu terbaring sakit di rumahnya di Bojong Gede, Bogor, dan dirawat di rumah sakit. Menurut laporan, Pramoedya menderita diabetes, sesak napas dan jantungnya melemah.
Pada 6 Februari 2006 di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, diadakan pameran khusus tentang sampul buku dari karya Pramoedya. Pameran ini sekaligus hadiah ulang tahun ke-81 untuk Pramoedya. Pameran bertajuk Pram, Buku dan Angkatan Muda menghadirkan sampul-sampul buku yang pernah diterbitkan di mancanegara. Ada sekitar 200 buku yang pernah diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia.

Berpulang

Pada 27 April 2006, Pram sempat tak sadar diri. Pihak keluarga akhirnya memutuskan membawa dia ke RS Sint Carolus hari itu juga. Pram didiagnosis menderita radang paru-paru, penyakit yang selama ini tidak pernah menjangkitinya, ditambah komplikasi ginjal, jantung, dan diabetes.
Pram hanya bertahan tiga hari di rumah sakit. Setelah sadar, dia kembali meminta pulang. Meski permintaan itu tidak direstui dokter, Pram bersikeras ingin pulang. Sabtu 29 April, sekitar pukul 19.00, begitu sampai di rumahnya, kondisinya jauh lebih baik. Meski masih kritis, Pram sudah bisa memiringkan badannya dan menggerak-gerakkan tangannya.
Kondisinya sempat memburuk lagi pada pukul 20.00. Pram masih dapat tersenyum dan mengepalkan tangan ketika sastrawan Eka Budianta menjenguknya. Pram juga tertawa saat dibisiki para penggemar yang menjenguknya bahwa Soeharto masih hidup. Kondisi Pram memang sempat membaik, lalu kritis lagi. Pram kemudian sempat mencopot selang infus dan menyatakan bahwa dirinya sudah sembuh. Dia lantas meminta disuapi havermut dan meminta rokok. Tapi, tentu saja permintaan tersebut tidak diluluskan keluarga. Mereka hanya menempelkan batang rokok di mulut Pram tanpa menyulutnya. Kondisi tersebut bertahan hingga pukul 22.00.
Setelah itu, beberapa kali dia kembali mengalami masa kritis. Pihak keluarga pun memutuskan menggelar tahlilan untuk mendoakan Pram. Pasang surut kondisi Pram tersebut terus berlangsung hingga pukul 02.00. Saat itu, dia menyatakan agar Tuhan segera menjemputnya. "Dorong saja saya," ujarnya. Namun, teman-teman dan kerabat yang menjaga Pram tak lelah memberi semangat hidup. Rumah Pram yang asri tidak hanya dipenuhi anak, cucu, dan cicitnya. Tapi, teman-teman hingga para penggemarnya ikut menunggui Pram.

Makam Pramoedya dipenuhi karangan bunga dan buku-buku karyanya
Makam Pramoedya dipenuhi karangan bunga dan buku-buku karyanya
Kabar meninggalnya Pram sempat tersiar sejak pukul 03.00. Tetangga-tetangga sudah menerima kabar duka tersebut. Namun, pukul 05.00, mereka kembali mendengar bahwa Pram masih hidup. Terakhir, ketika ajal menjemput, Pram sempat mengerang, "Akhiri saja saya. Bakar saya sekarang," katanya.
Pada 30 April 2006 pukul 08.55 Pramoedya wafat dalam usia 81 tahun.
Ratusan pelayat tampak memenuhi rumah dan pekarangan Pram di Jalan Multikarya II No 26, Utan Kayu, Jakarta Timur. Pelayat yang hadir antara lain Sitor Situmorang, Erry Riyana Hardjapamekas, Nurul Arifin dan suami, Usman Hamid, Putu Wijaya, Goenawan Mohamad, Gus Solah, Ratna Sarumpaet, Budiman Sujatmiko, serta puluhan aktivis, sastrawan, dan cendekiawan. Hadir juga Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik. Terlihat sejumlah karangan bunga tanda duka, antara lain dari KontraS, Wapres Jusuf Kalla, artis Happy Salma, pengurus DPD PDI Perjuangan, Dewan Kesenian Jakarta, dan lain-lain. Teman-teman Pram yang pernah ditahan di Pulau Buru juga hadir melayat. Temasuk para anak muda fans Pram.
Jenazah dimandikan pukul 12.30 WIB, lalu disalatkan. Setelah itu, dibawa keluar rumah untuk dimasukkan ke ambulans yang membawa Pram ke TPU Karet Bivak. Terdengar lagu Internationale dan Darah Juang dinyanyikan di antara pelayat.

[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, 22 Mei 2010

Pendidikan Terbaik Di Dunia

Finlandia. Negara dengan ibukota Helsinki (tempat ditandatanganinya perjanjian damai antara RI dengan GAM) ini memang begitu luar biasa. Peringkat 1 dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survei internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA (Programme for International Student Assesment) mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika.


Finlandia
Finlandia

Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi juga menunjukkan unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental.
Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas. Lantas apa kuncinya sehingga Finlandia menjadi Top No 1 dunia?
Dalam masalah anggaran pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara di Eropa tapi masih kalah dengan beberapa negara lainnya. Finlandia tidaklah menggenjot siswanya dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai tes. Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking kedua setelah Finlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam perminggu.
Apa gerangan kuncinya?
Ternyata kuncinya terletak pada kualitas guru. Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke fakultas hukum atau kedokteran!
Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia.
Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK!
Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia.

42-22243084
Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan.
Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses.
Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.
Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.
Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.

[+/-] Selengkapnya...

cumangatz

zwani.com myspace graphic comments
Good Day Graphic Comments
tuk teruz jalani hari penuh dengan cenyuman, kita butuh orank yg biza mnjadikan kita meraza N memank lbih brarti "buatlah surga palink indah dlam hidupmu"
Blue Cut3 © 2008 Por *Templates para Você*